BOMBANA UNTUK MASA DEPAN
(Catatan Abdul Malik Akbar: PEMIKIR STRATEGI "DARI WACANA UNTUK GERAKAN")
Bombana sebagai daerah otonom, yang menghendaki terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Maka sesungguhnya Bombana membutuhkan kehadiran kelompok baru dari masyarakatnya yang tercerahkan. Kelompok itu kita sebut sebagai kelompok ”pemikir strategi”.
(Catatan Abdul Malik Akbar: PEMIKIR STRATEGI "DARI WACANA UNTUK GERAKAN")
Bombana sebagai daerah otonom, yang menghendaki terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Maka sesungguhnya Bombana membutuhkan kehadiran kelompok baru dari masyarakatnya yang tercerahkan. Kelompok itu kita sebut sebagai kelompok ”pemikir strategi”.
Saat ini di Kabupaten atau kota yang maju ingin maju, Pemikir Strategi sedang dalam proses “menegara”. Artinya dalam peran bernegara, daerah maju punya icon atau seorang tokoh nasional yang menjadi representase daerahnya. Sebagai contoh Kab. Muna punya ”La Ode Ida”. Maka pada waktu yang sama Kab. Muna menjadi daerah yang cukup ”diperhitungkan” (meskipun msh dalam tanda kutip) sebagai daerah yang punya stok pemimpin. Fakta juga menunjukan bahwa di SULTRA aktifis mahasiswa masih didominasi Mahasiswa asal Muna. Artinya apa? Bahwa kedepan Muna akan menjadi daerah basis aktifis dan pada saat yang sama dimuna akan lahir kelompok pemikir.
Tapi saya tidak sedang ingin membahas Muna. Yang ingin saya katakan adalah Bombana saat ini sangat membutuhkan kehadiran kelompok pemikir strategi. Alasannya sampai saat ini Bombana masih jauh tertinggal dibanding saudaranya yang juga berasal dari daerah induk Kab. Buton. Tapi saya merasa bahwa generasi para “ideolog” Bombana telah melakukan tugas mereka dengan baik. Telah menjadi pemrakarsa dan pejuang pemekaran Kab. Bombana. Mereka telah meletakkan dasar atau garis sebuah perjuangan dan menaruh harapan akan lahirnya perubahan. Meskipun pada akhirnya cita-cita mereka dikhianati oleh tikus-tikus rakyat. Mereka hanya menguras kekayaan daerah untuk kepentingan pribadi dan golongan, Memasung dan menggilas nurani rakyat.
Tapi ada hal yang menarik untuk dicermati, bahwa mereka hari ini sedang menata ulang dan merekonstruksi arah perjuangannya untuk menjadi mainstream dalam cita-cita perubahan (kita mesti belajar dari sejarah dan jangan lupa sejarah). Tapi menurut saya tugas meraka hari ini masih terlalu berat untuk ukuran mereka hari ini. Sejarah telah mencatat tidak ada perubahan mendasar sebagai kado untuk rakyat Bombana atas pemekaran. Bahkan kemuakan dan kebencian atas penguasa lokal yang terjadi. karnanya daerah masih menantikan putra-putri terbaiknya yang mempersiapkan pundak-pundak yang kuat untuk memikul amanah-amanah rakyat yang hari ini belum terealisasi.
Kini tiba saatnya peran mereka dilanjutkan oleh generasi baru, generasi pemikir strategi yang bertugas menyusun langkah-langkah strategis untuk mencapai cita-cita perjuangan. Saya tidak mengatakan generasi itu belum ada. Tapi, saya ingin mengatakan bahwa pustaka wacana kita hari ini masih dipenuhi oleh ide-ide mereka, dibanding generasi baru yang kita harapkan.
Yang kita perlukan adalah kehadiran sejumlah pemikir strategi dengan kualifikasi yang baik dan terinstitusikan serta bekerja dengan metodologi yang handal. Para pemikir strategi adalah orang-orang yang berpikir dalam kerangka kesisteman, menggabungkan banyak disiplin ilmu, dan meramunya menjadi sebuah struktur pemikiran yang utuh, menjelaskan bagaimana tujuan, cara dan sarana terintegrasi menjadi satu kesatuan. Strategi bukanlah sebuah disiplin ilmu. Ia adalah seni tentang bagaimana memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk mencapai tujuan tertentu. Itulah yang menjelaskan mengapa metode merupakan salah satu bagian inti dari strategi. Tapi, para pemikir strategi itu, beserta pemikiran-pemikiran mereka, perlu diinstitusikan. Karena, ini bukan pekerjaan yang bisa diselesaikan sendiri oleh seorang pemikir.
Dalam konteks kita saat ini, ada setidak-tidaknya dua bidang garap yang harus dilakukan oleh kelompok pemikir strategi. Pertama, strategi gerakan, yaitu merumuskan strategi untuk mengembangkan gagasan-gasan atau ide-ide perjuangan dari wacana menuju gerakan reel, termasuk di dalamnya merumuskan strategi pengembangan institusi, kader kepemimpinan, basis massa, pola penetrasi sosial, tahapan ekspansi, tema dan agenda politik gerakan pada setiap tahapannya. Kedua, merumuskan berbagai kebijakan publik yang sebagiannya untuk dijadikan landasan perjuangan dan tawaran solusi dari permasalahan hari ini.
Para pemikir strategi harus mempunyai basis yang kuat pada dua lingkaran pengetahuan. Pertama, basis ilmu-ilmu keislaman. Ini penting sebagai basic, sebagai individu yang akan mengintegrasikan diri dalam lingkungan sisial. Selama ini ada kesan bahwa para aktifis islam tidak pantas terjun kedunia politik. Bagi saya itu adalah Black Campaign politisi orde baru yang sudah usang. Justru sebaliknya, basis ilmu-ilmu keislaman dan pengalaman tarbiyah (belajar islam) bukan saja akan memberikan imunitas kultural dan pemikiran, tapi juga kemampuan memilah dan mencipta sesuatu yang baru.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena