Cerita Buat Dien Tamaela
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu
Beta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut
Beta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan
Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala.
Beta api di pantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama.
Dalam sunyi malam ganggang menari
Menurut beta punya tifa,
Pohon pala, badan perawan jadi
Hidup sampai pagi tiba.
Mari menari!
Mari beria!
Mari berlupa!
Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati, gadis kaku
Beta kirim datu-datu!
Beta ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan api membakar pulau....
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu.
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu
Beta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut
Beta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan
Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala.
Beta api di pantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama.
Dalam sunyi malam ganggang menari
Menurut beta punya tifa,
Pohon pala, badan perawan jadi
Hidup sampai pagi tiba.
Mari menari!
Mari beria!
Mari berlupa!
Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati, gadis kaku
Beta kirim datu-datu!
Beta ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan api membakar pulau....
Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu.
Pernah dengar puisi pujangga Chairil Anwar yang berjudul Cerita Buat Dien Tamaela? Puisi ini sangat populer, bukan hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara.
Puisi ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Inggris, Belanda, Jerman, Prancis, Spanyol, Latin bahkan Rusia. Misalnya, dalam Bahasa Belanda, Verhaal Voor Dien Tamaela diterjemahkan oleh Dolf Verspoor dan terbit di Den Haag tahun 1949.
Dalam Bahasa Jerman menjadi Ich Bin Pattiradjawane diterjemahkan W.A. Braasem, terbit di Jerman tahun 1957. Dolf Verspoor mempublikasikan Legende Pour Dien Tamaela. Meskipun dalam bahasa Prancis, namun dipublikasi di Mimbar Indonesia tahun 1949.
Terjemahan lain oleh Mohammad Akbar Djuhana dalam Bahasa Prancis menjadi Histoire Pour Dien Tamaela, dipublikasi oleh Kedutaan Besar Prancis tahun 1950 dan 1958.
Ada beberapa terjemahan dalam Bahasa Inggris. Ahmed Ali dkk mempublikasikan Story For A Girl Dien Tamaela di Karachi tahun 1949. Judul yang sama dipublikasikan di London tahun 1959.
Sedangkan A tale of Dien Tamaela diterjemahkan oleh Burton Raffel dan Nuurdin Salam, dipublikasi di Berkeley dan Los Angeles tahun 1964 oleh University of California Press. Di Manila, puisi ini dipublikasikan oleh Jurnal Universitas Manila tahun 1954, dengan judul Story For Dien Tamaela, terjemahan Justus van der Kroef.
Dalam Bahasa Spanyol, Ramadhan KH menulisnya menjadi Historia Para Una Muchacha Que Se Lama Tamaela, dipublikasikan di Madrid tahun 1962. Ada pula dalam bahasa lainnya namun sulit disalin karena tidak menggunakan huruf latin.
Mengapa begitu terkenal? Karena nama Dien Tamaela sangat misterius dalam larik-larik puisi si pujangga yang mati muda ini.
Banyak orang tidak tahu, siapa Dien Tamaela sebenarnya. Ada yang menyangka Dien seorang pria Ambon, seorang penyair, seorang pelukis, kritikus sastra. Ada yang menyebutnya sahabat Chairil di negeri Belanda. Bahkan, ada juga yang menggosipkan sebagai istri gelap Chairil.
Pranala Luar : http://paparisa-manise.blogspot.com/2009/10/memburu-dien-tamaela-dari-menteng.html
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena