Forum Kabaena™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Berbagi Kabar & Info Disini - Follow Twitter @spiritualz_ dan @kabaena_

INFO UNTUK ANDA

Forum ini ada di Facebook

Share via Twitter

Follow Me : @kabaena_

Image hosted by servimg.com

Instagram Kabaena

Instagram

Kabaena Mailing List

Masukan Email Kamu:

Ngobrol Via Twitter

Latest topics

» HDD External New
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyFri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan

» Buah - Varau
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyThu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena

» 41 Istilah Pendakian
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyWed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena

» Kabaena Kampo Tangkeno
Apa Konsep Hidupmu ? EmptySat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena

» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyFri Oct 26, 2018 11:17 am by fla

» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyWed Oct 24, 2018 10:05 am by fla

» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyFri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena

» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyWed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena

» Serial Number NERO 6
Apa Konsep Hidupmu ? EmptyMon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena

Your Space

LIVE STREAMING TV

Live Streaming

Online Radio Live

Radio Online

    Apa Konsep Hidupmu ?

    azzalya
    azzalya


    Jumlah posting : 15
    Join date : 14.11.15

    Apa Konsep Hidupmu ? Empty Apa Konsep Hidupmu ?

    Post  azzalya Sat Jan 07, 2017 7:50 pm

    Apa Konsep Hidupmu ? Kata-Kata-Semangat
    Seseorang mempunyai hak untuk mendifinisikan akan sesuatu yang dinamakan HIDUP. Setiap orang akan mempunyai cara pandang, sudut pandang dan jarak pandang yang berbeda tentang konsep hidup. Akupun mempunyai konsepku sendiri tentang hidup. Semua itu tergantung limitasi pengetahuannya tentang konsep hidup.

    Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan kecil yang bermunculan silih berganti dan mengganggu pikiran, terjadi dialektika dalam fikiranku tentang apa tujuan sebenarnya tuhan menciptakan manusia?, belum sempat fikiran ini menjawab muncul kembali pertanyaan “apakah tuhan kesepian hingga menciptakan manusia?”, “jika manusia sudah terlanjur diciptakan, kita sebagai manusia harus bagaimana menjalani hidup ini ?”, “Mengapa…kenapa…??” begitu seterusnya, pertanyaan-pertanyaan itu terus bermunculan layaknya wartawan yang sedang mengejar setoran berita dan hingga pada akhinya pertanyaanku berujung pada sebuah pertanyaan “Apa Konsep Hidupmu ?”.

    Mungkin kalian akan beranggapan bahwa pertanyaan-pertanyaanku itu adalah pertanyaan sederhana yang sebenarnya tidak perlu dipertanyakan lagi karena mungkin dikitab-kitab suci yang telah ada saat ini sudah ada jawaban atas apa yang aku pertanyakan. Dengan sedikit mencari dan memahami pasti akan ada jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi bukan itu yang aku inginkan, yang aku harapkan hanyalah pemahaman yang benar-benar otentik dari pikiranku sendiri walaupun pada hakikatnya kita tidak akan bisa lepas dari wahyu tuhan yang telah tertera dalam kitab-kitabnya.

    Aku hanya manusia yang sekedar mencoba memanfaatkan salah satu anugrah yang telah diberikan tuhan kepada manusia yaitu akal, itu yang membedakan manusia dan hewan. Mulailah pelayaranku di samudra ilmu yang telah diciptakan tuhan, aku memulainya dengan membaca buku-buku agama, berdiskusi dengan kawan-kawan sejawat serta berilmu kepada alim ulama.

    Setelah sekian lama aku mengarungi samudra ilmu tuhan, singkat cerita aku menemui beberapa definisi yang tepat bagi pertanyaanku selama ini. Pertama, Hidup itu adalah sebuah permainan yang tak main-main. Layaknya dalam sebuah game (permainan), ada actor yang bermain, ada area permainan dan ada finish atau target yang dituju. Begitulah Hidup, ada aktornya yaitu manusia, ada area permainan yang telah disediakan oleh tuhan yaitu dunia, dan ada finishnya yaitu kembali ketuhan atau alam akhirat. Didalam game ada rintangan-rintangan yang harus dilewati sebelum akhirnya sampai di finish, begitu juga saat manusia menjalani hidup di area yang telah disediaakan tuhan ini, pasti ada ujian-ujian yang diberikan oleh tuhan kepada sang actor sebelum mereka sampai ke garis finish sesuai level atau kemampuan mereka masing-masing dan tuhan maha tahu atas itu. Tujuan diberikannya ujian-ujian tersebut tidak lain agar sang actor dapat faham akan pola permainan tersebut atau dengan kata lain agar manusia mengenali tuhannya dan akhirnya ditempatkan di akhiratnya.
    Dalam permainan ini, sebagai khalifah manusia diberi sedikit hak oleh tuhan untuk memutuskan memilih jalan permainanannya, melalui jalan baik atau buruk. Tetapi manusia harus ingat, bahwa setiap keputusan atau jalan yang mereka ambil pasti memiliki resiko, termasuk masuk dalam jurang atau jebakan permainan.

    Maka kesimpulannya, jika seorang gamer ingin merasakan puncak prestasi dalam bermain game (permainan), seorang gamer harus menikmati setiap step atau level dalam permainannya, karena dalam setiap stepnya itulah yang mengajari gamer mengenali pola dari permainannya. Artinya jika seorang manusia ingin memahami konsep hidup hingga mengenali tuhannya maka manusia harus ikhlas dan sabar untuk menikmati setiap proses yang berjalan dalam hidup, karena dalam setiap proses itulah yang mengajari manusia untuk menjadi manusia dewasa yang lebih baik.

    Kedua, hidup itu adalah melayani. Dalam konteks yang lebih luas kata melayani memiliki arti lain, tergantung sudut pandang kita dalam memaknainya. Misal, dalam sudut pandang manusia sebagai hamba tuhan, maka melayani dapat diartikan meng-hamba, melaksanakan apapun yang diperintahkannnya, mengabdi atas apa yang telah menjadi ketentuannya. Tetapi dalam prespektif kaca mata sosial, maka melayani bisa diartikan dengan ringan tangan dalam membantu sesama, bermanfaat bagi orang yang ada sekitar, sederhananya adalah jadikanlah diri kita bermanfaat bagi manusia lainnya, khususnya orang yang berada disekitar kita. Ada wejangan yang patut dijadikan pemicu diri kita, “jangan pernah berfikir seberapa besar orang lain bermanfaat bagi diri kita, tapi berfikirlah seberapa besar diri kita bermanfaat bagi orang lain”.

    Akhirnya, kedua konsep itulah yang menjadi jawaban atas pertanyaanku. Dan konsep-konsep itu yang saat ini menjadi mindset fikiranku dan aku terapkan di setiap langkah dalam hidupku. Mungkin masih banyak ilmu yang dapat diperluas lagi atas konsep-konsep itu, atau bahkan mungkin ada yang tidak setuju dan menyanggah atas apa yang telah aku uraikan, semua sah-sah saja. Perbedaan hasil berfikir ada karena proses dan pengetahuan yang diperoleh berbeda, maka perbedaan itu ada untuk saling melengkapi dan sungguh perbedaan itu indah.

    Silakan temukan, Apa konsep Hidup-mu kawan… !!

    ~mamedputra


      Waktu sekarang Fri May 17, 2024 5:57 pm