Sifat dan sikap adalah dua hal berbeda. Saat si pasangan sering menunjukkan emosi berlebihan namun sulit mengubahnya, mungkin memang sudah sifat dasar kekasih yang seperti itu. Sifat cepat emosi atau pemarah tentunya akan membuat Anda merasa tak aman. Padahal seharusnya si pria bisa jadi tempat untuk saling berbagi dan memberi kenyamanan saat Anda di sisinya.
Apalagi jika hubungan sudah akan berlanjut ke tahapan yang lebih serius lagi. Sifat kekasih yang cenderung mudah marah akan membuat Anda ragu untuk menghabiskan hidup bersamanya. Namun jika sudah cinta dan mantap melanjutkan hubungan yang lebih serius, tips-tips berikut mungkin bisa Anda terapkan untuk mengatasi kekasih yang mudah marah. Apa saja?
1. Bicara dari Hati ke Hati
Saat suasana santai, bicarakan tentang perasaan sedih dan kecewa ketika dia mudah marah akan hal-hal kecil. Jaga intonasi suara, dan jangan sampai Anda terbawa emosi yang berakhir dengan pertengkaran.
"Tentu saja hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menyampaikan keluhan kamu ini secara jujur mengenai sikapnya yang emosional serta harapan kamu ke dia. Ajak dia berbicara baik-baik pada saat kalian sedang berada dalam kondisi santai dan mood-nya pun sedang baik," ujar psikolog Ratih Ibrahim.
Psikolog sekaligus konsultan cinta Wolipop itu menambahkan, umumnya membahas kehidupan rumah tangga merupakan topik yang menyenangkan bagi pasangan yang akan menikah. Melalui topik itulah, Anda mulai menyampaikan maksud hati secara perlahan.
2. Suasana Pacaran yang Lebih Menyenangkan
Menurut psikolog, Alex Lickerman, M.D, tidak hanya pasangan yang perlu menjaga emosi, Anda pun perlu menjaga tempramen. Ketika si dia mulai marah dan Anda tak menerimanya, maka hubungan bisa terus diwarnai dengan pertengkaran.
"Kamu tidak bisa mengontrol suasana hati pasangan. Tapi kamu bisa mempengaruhinya dengan menjaga suasana pacaran menjadi hangat untuk membuat perubahan," ujar Alex.
3. Berikan Waktu dan Ruang
Saat pasangan mulai marah dan meminta sedikit waktu, berikanlah. Biarkan ia menenangkan diri, dengan begitu ia akan berpikir bahwa Anda tidak akan mengganggunya. Lihat apa yang akan ia lakukan tanpa kehadiran Anda. Dengan memberinya waktu, berarti Anda juga memberinya kesempatan untuk introspeksi.
4. Konseling
Jika sifat pemarahnya makin menjadi-jadi jelang pernikahan, mungkin saja pasangan membutuhkan bantuan khusus untuk mengatasinya. Ratih menambahkan, tak ada salahnya untuk melakukan konseling pra-nikah dengan psikolog atau pemuka agama sehingga pikirannya lebih tenang.
"Ingat, jika pacaran saja emosi pasangan sudah tidak stabil maka besar kemungkinan, emosinya dapat menjadi lebih meledak-ledak saat sudah menikah nanti. Untuk itu, kamu harus segera melakukan antisipasi dan penanganan," tambah Ratih.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena