Sketsa dan Image
Dulu kelereng itu bagai berlian berkelip kelip indah
dulu arumanis itu semanis madu
walau mainanku hanya satu
walau hidupku tidaklah mudah
kemana gerangan keriangan dihati
kemana keceriaan di bibir
hidup memanglah sudah susah
dunia memanglah sudah kelam
tapi
pelangi tetap ada disini
kicau burung selalu terdengar
melati tercium harum
arummanis selalu manis
aku ingin keceriaan
aku ingin senyuman
aku ingin selalu bahagia
dan akan kuberikan padamu
Kita mungkin sudah lupa rasa riang ria di hati kita. Karena hidup semakin sulit, karena hidup semakin rumit. Mungkin kita hidup tidak berkekurangan tapi bila melihat sekeliling kita serba kekurangan, maka otak dan hati tidak bisa dibungkam untuk tidak ikut pusing tujuh keliling bahkan mungkin ikut meradang. Apalagi bila memang hidup kita selalu kedatangan tamu kesedihan dan kesusahan, maka hidup hanya berisi kesedihan dan kesulitan, maka mungkin rasa Riang Ria di hati sudah terkubur entah untuk berapa lama atau mungkin selamanya.
Riang ria sewaktu kita kecil, mungkin sudah lenyap tertelan ambisi kita untuk mewujudkan cita-cita kita sejak kecil, atau hanya sekedar mengisi hidup dan kehidupan kita yang kita rasakan semakin sulit. Dulu sewaktu kita kecil, dapat kelereng saja mungkin kita bisa bersorak sorai kegirangan, apalah arti kelereng jaman sekarang. Mungkin anak kita bersorak-sorai bila mendapat ipod terbaru di kamarnya atau gadget-gadget lainnya. Rasa Riang Ria, kebahagian tak terkira sudah lenyap di dunia ini, karena manusia telah diperbudak oleh duniawi, atau kebendaan.
Jujur saja, saya sangat sulit membuat anak-anak saya bersorak sorai kesenangan tanda rasa Riang Ria memenuhi hati selama membesarkannya. Mereka lebih sering mengucapkan boring alias bosan. Untuk telinga saya, perkataan itu sungguh aneh karena sewaktu saya kecil, saya tidak pernah terserang rasa bosan, walau mainan mungkin hanya ada satu atau bahkan tidak ada sama sekali. Tapi semua itu tidak menentukan kegembiraan hati masa kecilku dulu, tapi mungkin memang lain dulu lain sekarang.
Oleh karena itu biasanya, saya akan sering memberi contoh “memeragakan rasa Riang Ria" dengan melompat kesenangan bila dapat ice cream pinggir jalan, atau hanya untuk sebuah sepotong coklat . Mungkin mereka heran ataupun mikir ibunya sintaro ( sinting separo ) , tapi biasanya peragaan rasa Riang Ria saya selalu berhasil. Mereka akan terpengaruh untuk ikut bergembira. Merasakan rasa senang untuk barang barang sepele, yang tidak bernilai tapi dapat memberi sedikit nilai dalam hidup ini. Sebuah kegembiraan.
Dulu , ketika kecil, saya bukan tipe anak-anakyang selalu bergembira, selalu tertawa. Sebaliknya, saya justru seorang anak yang selalu menyendiri, merasa hidup ini sepi, merasa hidup ini tidak enak, Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai dapat memerasakan hidup ini sangat singkat untuk dilihat dengan kacamata kesendirian, kesunyian kesedihan. Hidup ini sangat indah dan menggembirakan, walau kita tidak selalu punya uang, walau banyak halangan dihadapan.
Bila kita bisa meloncat kegirangann akan sebuah es putar pinggir jalan, akan manisnya arumanis, maka kita bisa menjadi anak anak kecil yang selalu melihat dunia ini seindah pelangi.
Tularkan rasa bahagiamu pada anak anakmu, semaikan rasa senangmu pada siapa saja, maka rasa Riang ria itu akan muncul lagi seperti dulu...
disadur: dewi - kuching - Riang Ria
Dulu kelereng itu bagai berlian berkelip kelip indah
dulu arumanis itu semanis madu
walau mainanku hanya satu
walau hidupku tidaklah mudah
kemana gerangan keriangan dihati
kemana keceriaan di bibir
hidup memanglah sudah susah
dunia memanglah sudah kelam
tapi
pelangi tetap ada disini
kicau burung selalu terdengar
melati tercium harum
arummanis selalu manis
aku ingin keceriaan
aku ingin senyuman
aku ingin selalu bahagia
dan akan kuberikan padamu
Kita mungkin sudah lupa rasa riang ria di hati kita. Karena hidup semakin sulit, karena hidup semakin rumit. Mungkin kita hidup tidak berkekurangan tapi bila melihat sekeliling kita serba kekurangan, maka otak dan hati tidak bisa dibungkam untuk tidak ikut pusing tujuh keliling bahkan mungkin ikut meradang. Apalagi bila memang hidup kita selalu kedatangan tamu kesedihan dan kesusahan, maka hidup hanya berisi kesedihan dan kesulitan, maka mungkin rasa Riang Ria di hati sudah terkubur entah untuk berapa lama atau mungkin selamanya.
Riang ria sewaktu kita kecil, mungkin sudah lenyap tertelan ambisi kita untuk mewujudkan cita-cita kita sejak kecil, atau hanya sekedar mengisi hidup dan kehidupan kita yang kita rasakan semakin sulit. Dulu sewaktu kita kecil, dapat kelereng saja mungkin kita bisa bersorak sorai kegirangan, apalah arti kelereng jaman sekarang. Mungkin anak kita bersorak-sorai bila mendapat ipod terbaru di kamarnya atau gadget-gadget lainnya. Rasa Riang Ria, kebahagian tak terkira sudah lenyap di dunia ini, karena manusia telah diperbudak oleh duniawi, atau kebendaan.
Jujur saja, saya sangat sulit membuat anak-anak saya bersorak sorai kesenangan tanda rasa Riang Ria memenuhi hati selama membesarkannya. Mereka lebih sering mengucapkan boring alias bosan. Untuk telinga saya, perkataan itu sungguh aneh karena sewaktu saya kecil, saya tidak pernah terserang rasa bosan, walau mainan mungkin hanya ada satu atau bahkan tidak ada sama sekali. Tapi semua itu tidak menentukan kegembiraan hati masa kecilku dulu, tapi mungkin memang lain dulu lain sekarang.
Oleh karena itu biasanya, saya akan sering memberi contoh “memeragakan rasa Riang Ria" dengan melompat kesenangan bila dapat ice cream pinggir jalan, atau hanya untuk sebuah sepotong coklat . Mungkin mereka heran ataupun mikir ibunya sintaro ( sinting separo ) , tapi biasanya peragaan rasa Riang Ria saya selalu berhasil. Mereka akan terpengaruh untuk ikut bergembira. Merasakan rasa senang untuk barang barang sepele, yang tidak bernilai tapi dapat memberi sedikit nilai dalam hidup ini. Sebuah kegembiraan.
Dulu , ketika kecil, saya bukan tipe anak-anakyang selalu bergembira, selalu tertawa. Sebaliknya, saya justru seorang anak yang selalu menyendiri, merasa hidup ini sepi, merasa hidup ini tidak enak, Tapi dengan berjalannya waktu, saya mulai dapat memerasakan hidup ini sangat singkat untuk dilihat dengan kacamata kesendirian, kesunyian kesedihan. Hidup ini sangat indah dan menggembirakan, walau kita tidak selalu punya uang, walau banyak halangan dihadapan.
Bila kita bisa meloncat kegirangann akan sebuah es putar pinggir jalan, akan manisnya arumanis, maka kita bisa menjadi anak anak kecil yang selalu melihat dunia ini seindah pelangi.
Tularkan rasa bahagiamu pada anak anakmu, semaikan rasa senangmu pada siapa saja, maka rasa Riang ria itu akan muncul lagi seperti dulu...
disadur: dewi - kuching - Riang Ria
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena