Bermasalah, DPT Pilkada Bombana
Rumbia: Kalau kemudian urusan Pilkada Bombana putaran kedua kembali masuk di Mahkamah Konstitusi (MK), sangat mungkin, salah satu yang dipersoalkan di lembaga itu adalah kinerja KPU Bombana yang tidak becus. Sudah diguyur dana sampai Rp 11 Miliar, tapi mengurus Daftar Pemilih Tetap (DPT) saja tidak benar.
Apa yang terjadi? DPT pilkada putaran pertama dengan putaran kedua berbeda. Kalau bertambah mungkin masuk akal karena selisih antara putaran pertama dan kedua sekitar enam bulan dan sudah pasti ada calon pemilih yang sebelumnya belum cukup umur, sudah diizinkan memilih di putaran kedua. Yang parah, justru jumlah orang yang akan memilih jadi berkurang.
Di Pilkada putaran pertama lalu, DPT Bombana yang disajikan KPU sebanyak 101.086 suara, anehnya, di putaran kedua justru menyusut menjadi 100.985 suara. Penyusutan ini otomatis berpengaruh pula pada jumlah daftar pemilih laki-laki dan perempuan. Jika di Pilkada pertama lalu DPS laki 51.281, maka di putaran kedua berkurang dua suara menjadi 51.279. Begitu juga dengan jumlah daftar pemilih perempuan, jumlahnya berkurang dari 49.805 menjadi 49.706 suara.
Ashar, anggota KPU Bombana mengakui adanya perbedaan jumlah DPT antara pilkada pertama dan kedua. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan penginputan data saat putaran pertama lalu. "Datanya yang salah input di komputer, karena nama-nama dalam DPT tidak ada yang berubah atau berkurang," kata Ashar. Menurut Ashar, kesalahan penginputan data terjadi di tiga TPS di tiga kelurahan dan tiga kecamatan .
Di TPS 1 Kelurahan Boeara, Kecamatan Poleang misalnya, jumlah DPT nya di Pilkada pertama 2010 lalu sebanyak 345 suara yang terdiri dari 112 laki-laki dan 233 perempuan. Namun di DPT 2011 ini berkurang menjadi 245 dengan rincian 112 laki-laki dan 133 perempuan. "Disini lebih 100 suara dari jumlah sesungguhnya," sambungnya.
Di TPS 2 Kampung Baru, Kec. Rumbia Tengah juga begitu, jumlah DPT 2010, sebanyak 486, namun setelah dikroscek kembali, datanya berubah menjadi 481 suara, atau lebih 5 suara. Sedangkan di TPS 2 Kelurahan Rahampuu, Kecamatan Kabaena, jumlah DPT nya berkurang 4 suara. Jika di Pilkada pertama 2010, DPT nya berjumlah 325 yang terdiri dari 150 laki-laki dan 175 perempuan, namun di DPT 2011 ini berubah menjadi 329 suara dengan rincian 150 laki-laki dan 179 perempuan.
Terkait permasalahan ini, KPU kata Ashar telah bersurat kepada Panwaslu Kabupaten Bombana tertanggal 3 Januari 2011 lalu, guna meminta pertimbangan administratif. Setelah mendapat jawaban dan masukan dari Panwas, kesalahan input DPT itu ditindaklanjuti KPU dengan menggelar rapat pleno terbuka Senin (21/3) 2011 lalu, dengan mengundang panwas, PPK, tim sukses pasangan calon serta polisi.
Hasilnya, disepakati perubahan jumlah DPT dari 101.086 menjadi 100.985 yang diperkuat dengan berita acara bernomor 270/35/KPU/BBN/III/2011, yang ditandatangani semua anggota KPU (minus Ashari), Amaluddin, ketua Panwas dan anggotanya serta tiga perwakilan masing-masing tim sukses nomor 2 dan 5. "Kalau TPS tidak ada masalahnya. Jumlahnya masih tetap antara pilkada pertama dan kedua. TPS yang ada sebanyak 310 yang tersebar di 22 kecamatan dan 138 desa dan kelurahan," ungkapnya. [kendarinews]
Rumbia: Kalau kemudian urusan Pilkada Bombana putaran kedua kembali masuk di Mahkamah Konstitusi (MK), sangat mungkin, salah satu yang dipersoalkan di lembaga itu adalah kinerja KPU Bombana yang tidak becus. Sudah diguyur dana sampai Rp 11 Miliar, tapi mengurus Daftar Pemilih Tetap (DPT) saja tidak benar.
Apa yang terjadi? DPT pilkada putaran pertama dengan putaran kedua berbeda. Kalau bertambah mungkin masuk akal karena selisih antara putaran pertama dan kedua sekitar enam bulan dan sudah pasti ada calon pemilih yang sebelumnya belum cukup umur, sudah diizinkan memilih di putaran kedua. Yang parah, justru jumlah orang yang akan memilih jadi berkurang.
Di Pilkada putaran pertama lalu, DPT Bombana yang disajikan KPU sebanyak 101.086 suara, anehnya, di putaran kedua justru menyusut menjadi 100.985 suara. Penyusutan ini otomatis berpengaruh pula pada jumlah daftar pemilih laki-laki dan perempuan. Jika di Pilkada pertama lalu DPS laki 51.281, maka di putaran kedua berkurang dua suara menjadi 51.279. Begitu juga dengan jumlah daftar pemilih perempuan, jumlahnya berkurang dari 49.805 menjadi 49.706 suara.
Ashar, anggota KPU Bombana mengakui adanya perbedaan jumlah DPT antara pilkada pertama dan kedua. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan penginputan data saat putaran pertama lalu. "Datanya yang salah input di komputer, karena nama-nama dalam DPT tidak ada yang berubah atau berkurang," kata Ashar. Menurut Ashar, kesalahan penginputan data terjadi di tiga TPS di tiga kelurahan dan tiga kecamatan .
Di TPS 1 Kelurahan Boeara, Kecamatan Poleang misalnya, jumlah DPT nya di Pilkada pertama 2010 lalu sebanyak 345 suara yang terdiri dari 112 laki-laki dan 233 perempuan. Namun di DPT 2011 ini berkurang menjadi 245 dengan rincian 112 laki-laki dan 133 perempuan. "Disini lebih 100 suara dari jumlah sesungguhnya," sambungnya.
Di TPS 2 Kampung Baru, Kec. Rumbia Tengah juga begitu, jumlah DPT 2010, sebanyak 486, namun setelah dikroscek kembali, datanya berubah menjadi 481 suara, atau lebih 5 suara. Sedangkan di TPS 2 Kelurahan Rahampuu, Kecamatan Kabaena, jumlah DPT nya berkurang 4 suara. Jika di Pilkada pertama 2010, DPT nya berjumlah 325 yang terdiri dari 150 laki-laki dan 175 perempuan, namun di DPT 2011 ini berubah menjadi 329 suara dengan rincian 150 laki-laki dan 179 perempuan.
Terkait permasalahan ini, KPU kata Ashar telah bersurat kepada Panwaslu Kabupaten Bombana tertanggal 3 Januari 2011 lalu, guna meminta pertimbangan administratif. Setelah mendapat jawaban dan masukan dari Panwas, kesalahan input DPT itu ditindaklanjuti KPU dengan menggelar rapat pleno terbuka Senin (21/3) 2011 lalu, dengan mengundang panwas, PPK, tim sukses pasangan calon serta polisi.
Hasilnya, disepakati perubahan jumlah DPT dari 101.086 menjadi 100.985 yang diperkuat dengan berita acara bernomor 270/35/KPU/BBN/III/2011, yang ditandatangani semua anggota KPU (minus Ashari), Amaluddin, ketua Panwas dan anggotanya serta tiga perwakilan masing-masing tim sukses nomor 2 dan 5. "Kalau TPS tidak ada masalahnya. Jumlahnya masih tetap antara pilkada pertama dan kedua. TPS yang ada sebanyak 310 yang tersebar di 22 kecamatan dan 138 desa dan kelurahan," ungkapnya. [kendarinews]
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena