Toilet Jongkok atau Duduk, Mana Lebih Baik?

TOILET merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan kita. Seiring dengan kemajuan teknologi, toilet juga terus berkembang untuk mencapai efisiensi dan yang terpenting adalah untuk kebersihan dan keamanan penggunanya.

Di tempat-tempat umum perkotaan kita mungkin lebih banyak menemukan toilet duduk daripada toilet jongkok. Belum lagi model toilet basah dan kering. Masing-masing model toilet tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Beberapa penelitian Barat pernah menemukan bahwa, toilet duduk yang berkembang sejak beberapa abad lalu, kerap menyulitkan penggunanya untuk buang air besar dan menimbulkan masalah pencernaan. Demikian jika dibandingkan dengan toilet jongkok yang membudaya di Timur.

Secara anatomi, posisi anus atau saluran kencing akan lebih mudah melakukan prosespengeluaran kotoran dalam posisi jongkok, kata dr. Rouli Nababan, Sp.A. Namun demikian, penggunaan toilet jongkok juga memiliki kekurangan.

“Toilet jongkok sering kali menjadi masalah saat proses pembersihan. Bagi orang Indonesia yang memiliki kebiasaan menggunakan banyak air saat mencebok, dari segi kesehatan dan keamanan ini bermasalah juga,” tuturnya kepada Okezone, saat ditemui selepas acara “Gerakan Toilet Higienis”, di Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.

Penggunaan toilet jongkok menurutnya sering kali membahayakan keamanan anak-anak, belum lagi orang tua yang kesulitan untuk berjongkok. Naning Adiwoso, Ketua Umum Asosiasi Toilet Indonesia, menambahkan, toilet jongkok mungkin lebih memudahkan orang tua mendapatkan air.

“Mengenai toilet jongkok atau toilet duduk, itu hanya masalah budaya saja. Namun, dengan berkembangnya teknologi yang positif kita mungkin harus menyesuaikan,” imbuh Naning dalam kesempatan yang sama.

Toilet yang baik memang tidak hanya terletak pada masalah jongkok atau duduk saja. Toilet yang baik harus bisa dibuat seefisien mungkin untuk mengurangi pembuangan air yang berlebihan serta desain yang mementingkan keamanan dan kenyamanan penggunanya.