Forum Kabaena™

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Berbagi Kabar & Info Disini - Follow Twitter @spiritualz_ dan @kabaena_

INFO UNTUK ANDA

Forum ini ada di Facebook

Share via Twitter

Follow Me : @kabaena_

Image hosted by servimg.com

Instagram Kabaena

Instagram

Kabaena Mailing List

Masukan Email Kamu:

Ngobrol Via Twitter

Latest topics

» HDD External New
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyFri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan

» Buah - Varau
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyThu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena

» 41 Istilah Pendakian
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyWed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena

» Kabaena Kampo Tangkeno
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptySat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena

» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyFri Oct 26, 2018 11:17 am by fla

» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyWed Oct 24, 2018 10:05 am by fla

» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyFri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena

» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyWed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena

» Serial Number NERO 6
SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda EmptyMon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena

Your Space

LIVE STREAMING TV

Live Streaming

Online Radio Live

Radio Online

    SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda

    audinaputri03
    audinaputri03


    Jumlah posting : 7
    Join date : 01.01.14

    SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda Empty SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda

    Post  audinaputri03 Thu Feb 27, 2014 3:15 pm

    SEJARAH Burung Besi Pertama Buatan Hindia Belanda 167140210_Walraven-2
    Pesawat Walraven-2 pesanan Khouw Ke Hien; dibuat oleh Laurents Walraven, MP Pattist, dan Achmad bin Talim. Foto: Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute.

    SEBAGAI pewaris NV Merbaboe, perusahaan pemotongan sapi, Khouw Ke Hien ingin mengembangkan usahanya. Dia merasa transportasi darat dan laut kurang efisien. Di sisi lain, dia butuh mengunjungi dan mengawasi cabang-cabang perusahaan di sejumlah kota dalam waktu singkat.

    Setelah putar otak, dia memutuskan harus punya pesawat sendiri. Pada Maret 1934, dia menghubungi Achmad bin Talim, teknisi pesawat dari Luchtvaart Afdelling, unit Militaire Luchtvaart Dients. Dia pesan pesawat. Kriterianya lumayan berat. Pesawat itu harus mampu terbang jarak jauh dengan kargo seberat 130 kilogram plus dua penumpang. Ia juga mesti bermesin ganda sehingga bisa tetap terbang bila satu mesin mati.

    Talim mendiskusikan pesanan tersebut dengan kawan-kawannya. Termasuk dengan Laurents Walraven, desainer teknik di Militaire Luchtvaart-Koninklijke Nederlandsch Indische Leger, yang juga punya design workshop sendiri. Keputusannya: mereka terima pesanan itu. Walraven dan Kapten MP Pattist membuat cetak-biru dan desainnya, sementara Talim dan kawan-kawan lainnya yang mengerjakannya.

    Walraven mendesain pesawat itu dengan performa apik, yang dia namakan Walraven-2. Dua mesin Pobjoy (ada yang menulis Pobyo) Niagara 7 silinder berkekuatan masing-masing 90 tenaga kuda terpasang di kedua sayap. Menurut artikel “Built in the Dutch East Indies” dalam majalah Flight, 28 Februari 1935, dengan mesin itu “pesawat didesain untuk penerbangan jarak jauh –berkisar 1.100 mil di udara.”

    Aerodinamika mendapat perhatian penting. Walraven-2 berbeda dari kebanyakan pesawat kala itu yang desainnya belum compact dan rendah nilai estetis. Selain bodi ramping, Walraven-2 bersayap tunggal dan rendah –kala itu umumnya pesawat yang ada bersayap ganda dan letak sayapnya tinggi; mesinnya kebanyakan tunggal. Walraven-2 juga dilengkapi cowl (penutup) mesin dan roda dengan bentuk aerodinamis.

    “Memang baru pertama kali itulah saya membuat penutup mesin bulat begitu,” kenang Talim, sebagaimana ditulis Cartono Soejatman dan Duni Sudibyo, “Made In Bandung Menggegerkan Eropa”, dimuat dalam Kisah Hebat di Udara I.

    Talim dan kawan-kawannya mengerjakan pembangunan Walraven-2 di bengkelnya, Jalan Pasir Kaliki (Bandung) saban sore sepulang kerja lantaran pesawat tersebut merupakan proyek sampingan. Setelah selesai, giliran Walraven dan Pattist melengkapi pesawat itu dengan komponen-komponen seperti roda pendarat, pipa besi, kabel, dan sebagainya. “Akhirnya pesawat dapat diselesaikan dan kemudian dilakukan uji terbang oleh pilot Belanda, Kapten C Terluin,” tulis majalah milik TNI AU, Suara Angkasa, Januari 2012.

    Walraven-2 rampung pada akhir 1934 dan menjalani uji terbang perdana pada 4 Januari 1935. Letnan Cornelis Terluin, yang dipercaya mempiloti, mengatakan dalam evaluasinya bahwa hasil uji baik semua. Di pengujung bulan, Walraven-2 mendapatkan registrasi penerbangan PK-KKH.

    Hien, yang menyukai dunia penerbangan, senang bukan kepalang. “Dia peranakan pertama yang mendapat diploma pilot dari Depertemen Penerbangan Hindia Belanda,” tulis Sam Setyautama dalam Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia.

    Rencana gila langsung dibuat Hien: terbang ke Eropa (Amsterdam dan London). Banyak orang tak percaya. Walraven-2 belum pernah uji terbang jarak jauh. Tapi Hien bergeming. Pada September 1935, Walraven-2 lepas landas dari Bandara Andir –sekarang Husein Sastranegara. Hien dan Terluin yang memilotinya.

    Sekira 20 hari kemudian, Walraven-2 mendarat mulus di Bandara Schipol, Amsterdam. Direktur Maskapai Penerbangan Belanda (KLM) Plesman dan Laurents Walraven, yang sudah terbang lebih dulu, ikut menyambut. Plesman sangat tertarik untuk mengoperasikan Walraven-2 ke dalam armada KLM. Dia meminta Walraven memproduksinya dalam jumlah banyak –dengan penambahan kapasitas angkut dan beberapa modifikasi– untuk dijadikan taksi udara.

    “Pesawat ini adalah mesin yang sangat menarik, dan, jika diproduksi banyak, akan cocok bukan hanya untuk kepentingan pribadi tapi juga untuk tujuan bisnis,” tulis majalah Flight.

    Namun, rencana produksi massal –yang rencananya akan dibuat perusahaan patungan antara Hien dan Walraven– tak pernah terlaksana akibat kematian Hien dalam kecelakaan pesawat pada 1938.

    NV Merbaboe kemudian diteruskan adiknya, Khouw Keng Nio, yang juga mengantongi izin pilot.

    Sumber: historia



      Waktu sekarang Sun May 19, 2024 6:59 pm