Tak Kenal Menyerah, Ilmuwan Kembali Singkap Tabir Mati Suri

Fenomena mati suri selalu menarik minat para ilmuwan, sehingga penelitian tentang hal itu seakan tidak pernah berhenti. Fakta baru menunjukkan adanya lonjakan arus listrik di otak saat mati suri. Mampukah menyingkap tabir mati suri?

Para ilmuwan di Stony Brook University baru-baru ini memakai teknologi electrokardiografi (ECG) untuk menyingkap rahasia mati suri. Teknologi ini dipakai untuk memindai otak tikus yang sengaja dihentikan denyut jantungnya hingga menyerupai kondisi mati suri.

Hasil pemindaian menunjukkan bahwa dalam 30 detik setelah denyut jantung dihentikan, tikus-tikus itu mengalami lonjakan arus listrik di otaknya. Bagian otak yang mengatur pencitraan yakni visual cortex juga tampak mengalami peningkatan aktivitas.

Diyakini, peningkatan aktivitas di bagian otak tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman mistis pada orang yang mengalami mati suri. Umumnya, orang yang pernah mati suri merasa pernah melewati lorong gelap dengan cahaya sangat terang di bagian ujung.

"Sayangnya, apakah binatang juga mengalami hal itu, dengan cahaya putih dan lorong gelap, kita tidak bisa mengetahuinya," kata sang peneliti, Jimo Borjigin yang merupakan seorang ahli neurologi seperti dikutip dari NBC News.

Fakta ini juga dikritisi oleh Dr Sam Parnia, ahli resusitasi dari Stony Brook University yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. Menurutnya, kalsium akan membanjiri otak saat sel-selnya mulai mati karena aliran oksigen ke otak juga berhenti.

"Penelitian ini tidak bisa menjelaskan bagaimana orang yang mati suri bisa mengingat dengan benar apa yang terjadi pada mereka beberapa menit setelah aktivitas otaknya berhenti dan CPR (Cardiopulmonary resuscitation) telah dimulai," kata Dr Parnia.