Memiliki pasangan yang punya masalah disfungsi ereksi tentu bisa membuat Anda stres dan sedih. Ketimbang berdiam diri, kenapa tidak mengajaknya bicara dan menyarankannya untuk berobat atau berkonsultasi pada ahli.
Memang mengajak pasangan bicara soal masalah seksnya bukan suatu yang mudah. "Masih sangat sulit untuk banyak pasangan membicarakan soal seks, khususnya tentang masalah ereksi," ujar piskolog asal Universitas Minnesota, yang khusus mempelajari seksualitas manusia, Brian Zamboni, PhD.
Brian sangat menyayangkan kenyataan tersebut. Menurutnya, dengan membicarakan soal masalah itu, bisa jadi langkah pertama untuk mengobati si pria dan pasangan pun bisa menikmati seks lagi.
Bagi Anda yang punya masalah serupa, berikut ini bebarapa cara yang bisa dilakukan untuk mengajak pasangan bicara soal masalah ereksinya.
Pertama, kalau Anda masih merasa sungkan untuk memulai pembicaraan soal masalah disfungsi ereksi tersebut, coba luangkan waktu untuk menyiapkan diri Anda dulu. Berlatihlah bagaimana memulai pembicaraan itu dan kapan waktu dan tempat yang tepat.
"Terkadang cara terbaik untuk memulainya adalah dengan menyadari kalau ini memang subyek yang tidak mudah untuk dibicarakan," ujar terapis seks asal California, Louanne Cole Weston, PhD.
Anda juga harus paham, masalah itu tidak mudah untuk pasangan. Kalau si dia mulai menghindari seks karena khawatir tidak bisa ereksi, jangan berpikir kesalahan ada pada diri Anda. Di masa-masa ini, Anda dan dia bisa kurang intim.
"Itulah kenapa membicarakan masalah seks itu penting. Cobalah terbuka dan saling mendukung," jelas Weston.
Ada banyak situs dan buku yang menyediakan saran bagaimana mengatasi masalah ereksi. Dalam buku tersebut tersedia informasi, bagaimana kata-kata yang tepat saat membicarakan problema itu.
"Bahasa jadi masalah besar untuk banyak orang. Beberapa orang tidak merasa nyaman dengan bahasa kedokteran seperti penis. Sementara beberapa orang lainnya lebih merasa nyaman dengan istilah sehari-hari. Bahasa apapun bisa Anda gunakan selama itu bisa membuat Anda dan pasangan nyaman saat berbicara," urai Zamboni.
Setelah bisa membicarakan masalah itu, umumnya terapis seks akan menyarankan pada pasangan untuk istirahat berhubungan seks. Hal itu karena pasangan perlu fokus pada keintiman emosional mereka.
"Kebanyakan pasangan yang datang ke klinik berasumsi mereka akan membicarakan banyak hal soal seks," ujar Zamboni. "Kenyataannya pasangan justru hanya sedikit membicarakan seks. Hal itu karena masalah ereksi itu sebenarnya jarang yang berhubungan dengan seks itu sendiri dan lebih banyak disebabkan oleh stres, kelelahan, kemarahan dan perasaan lainnya," urainya lagi.
Saat diterapi, Zamboni akan mengajak pasangan membicarakan masalah pekerjaan mereka, hubungan pernikahan dan diri mereka sendiri. Ia akan menyarankan pada pasangan itu untuk jalan-jalan bersama, makan malam atau menghabiskan waktu di suatu sore untuk mengobrol.
"Saat Anda dan pasangan mulai merasa intim secara emosional, gairah seks dan ereksi bisa muncul lagi," jelasnya.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena