Wanita Pintar Harus Pura-pura Bodoh Demi Bisa Nikah?
Banyak anggapan yang mengatakan bahwa wanita yang terlalu pintar akan sulit menemukan pasangan. Oleh karena itu, ia harus berpura-pura bodoh agar para pria mau menikahinya. Benarkah begitu?
Menteri Inggris urusan Universitas dan Ilmu Pengetahuan, David Willetts, memprediksi hubungan dan struktur rumah tangga tradisional akan berubah seiring dengan kehidupan seks yang lebih seimbang dan fakta bahwa wanita kini memiliki gaji yang lebih besar daripada pria. Kondisi itu membuat wanita sukses harus 'menurunkan kepintaran' mereka agar bisa memilih pria yang 'kurang berkualitas'. Para wanita sukses itu bisa jadi juga lebih membutuhkan pria yang mendukung karirnya ketimbang yang mendukung dalam segi finansial.
Beberapa ahli berpendapat serupa dengan Willets. Nantinya wanita akan sangat sulit menemukan pria dengan status sosial yang sama. Para ahli percaya akan semakin banyak wanita yang menjadi pencari nafkah utama dan lebih banyak pria tinggal di rumah untuk menjaga anak-anak.
David Willetts melihat ada bukti jelas soal prediksinya itu. Bukti tersebut bisa dilihat di sekolah dan universitas yang kini menunjukkan banyak pria 'tertinggal' dan wanita jauh lebih maju serta pintar.
"Bukannya saya tidak setuju dengan keadaan wanita yang baik sekarang ini, tetapi sekarang terlihat celah yang mencolok, jika Anda melihat statistik, tampak sekitar 50 persen wanita yang lulus dari universitas saat mereka berusia 30 tahun, sedangkan pria hanya 40 persen"," ujarnya.
"Data ini dapat menyebabkan perubahan dalam pola hidup berumah tangga. Jadi banyak beberapa pertanyaan mendalam mengenai hal ini," tambah Willetts, seperti dikutip dari Daily Mail.
Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Centre di Philadelphia, Amerika Serikat menunjukkan bahwa kondisi tersebut banyak dialami oleh wanita berkulit hitam. Di Amerika, 70 persen wanita berkulit hitam tidak memiliki suami dan ada dua kali lebih banyak wanita kulit hitam yang lulus universitas dibandingkan laki-lakinya.
Banyak wanita Inggris berpendidikan, meyakini bahwa suami tradisional yang berkualitas sudah jarang ditemukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Claire Davis, wanita 33 tahun yang bekerja di jasa keuangan dan tinggal di selatan London.
"Saya memiliki pekerjaan yang bagus, memiliki rumah sendiri dan dapat banyak melakukan apa yang saya inginkan, tapi banyak pria yang saya temui bukan benar-benar dari kaliber yang tepat. Jika saya melihat teman-teman saat di universitas, pria cenderung melakukan sesuatu tidak sebaik wanita," ujar Davis pada majalah The Times.
Banyak anggapan yang mengatakan bahwa wanita yang terlalu pintar akan sulit menemukan pasangan. Oleh karena itu, ia harus berpura-pura bodoh agar para pria mau menikahinya. Benarkah begitu?
Menteri Inggris urusan Universitas dan Ilmu Pengetahuan, David Willetts, memprediksi hubungan dan struktur rumah tangga tradisional akan berubah seiring dengan kehidupan seks yang lebih seimbang dan fakta bahwa wanita kini memiliki gaji yang lebih besar daripada pria. Kondisi itu membuat wanita sukses harus 'menurunkan kepintaran' mereka agar bisa memilih pria yang 'kurang berkualitas'. Para wanita sukses itu bisa jadi juga lebih membutuhkan pria yang mendukung karirnya ketimbang yang mendukung dalam segi finansial.
Beberapa ahli berpendapat serupa dengan Willets. Nantinya wanita akan sangat sulit menemukan pria dengan status sosial yang sama. Para ahli percaya akan semakin banyak wanita yang menjadi pencari nafkah utama dan lebih banyak pria tinggal di rumah untuk menjaga anak-anak.
David Willetts melihat ada bukti jelas soal prediksinya itu. Bukti tersebut bisa dilihat di sekolah dan universitas yang kini menunjukkan banyak pria 'tertinggal' dan wanita jauh lebih maju serta pintar.
"Bukannya saya tidak setuju dengan keadaan wanita yang baik sekarang ini, tetapi sekarang terlihat celah yang mencolok, jika Anda melihat statistik, tampak sekitar 50 persen wanita yang lulus dari universitas saat mereka berusia 30 tahun, sedangkan pria hanya 40 persen"," ujarnya.
"Data ini dapat menyebabkan perubahan dalam pola hidup berumah tangga. Jadi banyak beberapa pertanyaan mendalam mengenai hal ini," tambah Willetts, seperti dikutip dari Daily Mail.
Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Centre di Philadelphia, Amerika Serikat menunjukkan bahwa kondisi tersebut banyak dialami oleh wanita berkulit hitam. Di Amerika, 70 persen wanita berkulit hitam tidak memiliki suami dan ada dua kali lebih banyak wanita kulit hitam yang lulus universitas dibandingkan laki-lakinya.
Banyak wanita Inggris berpendidikan, meyakini bahwa suami tradisional yang berkualitas sudah jarang ditemukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Claire Davis, wanita 33 tahun yang bekerja di jasa keuangan dan tinggal di selatan London.
"Saya memiliki pekerjaan yang bagus, memiliki rumah sendiri dan dapat banyak melakukan apa yang saya inginkan, tapi banyak pria yang saya temui bukan benar-benar dari kaliber yang tepat. Jika saya melihat teman-teman saat di universitas, pria cenderung melakukan sesuatu tidak sebaik wanita," ujar Davis pada majalah The Times.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena