WikiLeaks Versi Indonesia Hadir
IndoLeaks bersedia mempublikasikan dokumen penting dari sumber secara anonim
Tekanan terhadap situs pembocor WikiLeaks ternyata memberikan efek balik yang cukup besar.
Penangkapan terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange, tidak hanya memicu simpati dari berbagai pihak, melainkan juga mengilhami banyak orang untuk mendirikan situs yang memfasilitasi para peniup seruling (whistleblower) untuk membongkar kebobrokan suatu lembaga atau instansi.
Setelah para mantan pendiri awal WikiLeaks berencana untuk mendirikan OpenLeaks.org ,situs pembocor lain yang lebih canggih dari WikiLeaks, serta seorang blogger Rusia mendirikan situs semacam WikiLeaks bernama Rospil.info, kini sebuah situs semacam WikiLeaks bernama IndoLeaks.org juga hadir.
"Indoleaks muncul sebagai jawaban atas kebuntuan informasi. Terutama informasi yang berpeluang menjadi bumerang bagi penguasa, politisi dan kaum jahat lainnya di Indonesia," ujar IndoLeaks di rubrik 'Tentang Kami'.
Hingga kini, situs yang baru dibuat pada 7 Desember 2010 itu, mengklaim telah memiliki ratusan koleksi dokumen. Namun, Indoleaks memilah dan menyeleksi dokumen yang pantas untuk diketahui publik.
Sayangnya, sebagai pihak yang menyerukan keterbukaan informasi dan transparansi, situs ini belum mengungkapkan identitas para pengurus di belakangnya.
Setidaknya, situs yang tampilannya masih terlihat sederhana itu mengajak para whistleblower yang memiliki informasi penting untuk mengirimkan dokumen-dokumen ke alamat email mereka dengan beberapa persyaratan.
Antara lain, dokumen tersebut harus orisinal tanpa ada opini yang menyertainya, memiliki kepentingan publik, dan tidak terkait dengan rekening rekam jejak kesehatan seseorang atau rahasia pribadi lainnya.
Dalam situsnya, IndoLeaks menyatakan bersedia melindungi narasumber dokumen itu dengan nama anonim.
Hingga kini, IndoLeaks telah mempublikasikan beberapa dokumen, antara lain laporan kedubes AS mengenai Timor Timur, transkrip mantan Presiden Soeharto dengan Gerald Ford, laporan akhir Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir, serta Memorandum of Understanding (MoU) pemerintah Indonesia dan Microsoft.
IndoLeaks bersedia mempublikasikan dokumen penting dari sumber secara anonim
Tekanan terhadap situs pembocor WikiLeaks ternyata memberikan efek balik yang cukup besar.
Penangkapan terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange, tidak hanya memicu simpati dari berbagai pihak, melainkan juga mengilhami banyak orang untuk mendirikan situs yang memfasilitasi para peniup seruling (whistleblower) untuk membongkar kebobrokan suatu lembaga atau instansi.
Setelah para mantan pendiri awal WikiLeaks berencana untuk mendirikan OpenLeaks.org ,situs pembocor lain yang lebih canggih dari WikiLeaks, serta seorang blogger Rusia mendirikan situs semacam WikiLeaks bernama Rospil.info, kini sebuah situs semacam WikiLeaks bernama IndoLeaks.org juga hadir.
"Indoleaks muncul sebagai jawaban atas kebuntuan informasi. Terutama informasi yang berpeluang menjadi bumerang bagi penguasa, politisi dan kaum jahat lainnya di Indonesia," ujar IndoLeaks di rubrik 'Tentang Kami'.
Hingga kini, situs yang baru dibuat pada 7 Desember 2010 itu, mengklaim telah memiliki ratusan koleksi dokumen. Namun, Indoleaks memilah dan menyeleksi dokumen yang pantas untuk diketahui publik.
Sayangnya, sebagai pihak yang menyerukan keterbukaan informasi dan transparansi, situs ini belum mengungkapkan identitas para pengurus di belakangnya.
Setidaknya, situs yang tampilannya masih terlihat sederhana itu mengajak para whistleblower yang memiliki informasi penting untuk mengirimkan dokumen-dokumen ke alamat email mereka dengan beberapa persyaratan.
Antara lain, dokumen tersebut harus orisinal tanpa ada opini yang menyertainya, memiliki kepentingan publik, dan tidak terkait dengan rekening rekam jejak kesehatan seseorang atau rahasia pribadi lainnya.
Dalam situsnya, IndoLeaks menyatakan bersedia melindungi narasumber dokumen itu dengan nama anonim.
Hingga kini, IndoLeaks telah mempublikasikan beberapa dokumen, antara lain laporan kedubes AS mengenai Timor Timur, transkrip mantan Presiden Soeharto dengan Gerald Ford, laporan akhir Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir, serta Memorandum of Understanding (MoU) pemerintah Indonesia dan Microsoft.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena