Akhir-akhir ini banyak orang mengeluh terkait dengan kondisi Bombana, terkhusus lagi tentang kondisi kabaena. Hal yang di keluhkan adalah terkait tentang isu korupsi, rendahnya kualitas pendidikan, budaya,kondisi ekonomi masyarakatnya dan terkhusus masalah pembangunan infrastruktur jalan di kabaena.
Yang menarik, pertanyaan-pertanaan itu adalah pertanyaan yang senantiasa berulang dan yang memprihatinkan lagi adalah ketidak tahuan masyarakat kepada siapa mereka harus mengadu atau mempertanyakan masalah itu.
Kawan-kawan sekalian…
Masyarakat kita ini adalah masyarakat yang pelupa dan kadang menjadi masyarakat yang mengalami disorientasi (kehilangan tujuan) dan terkadang juga lupa akan eksistensinya sebagai masyarakat. Sebagai contoh, dulu masyarakat kita muak dengan kinerja para legislator kita di periode 2004 s/d 2009. Banyak keluhan yang kita dengar, mulai dari ulah para legislator asal kabaena yang menggadaikan Gelar MOKOLE kepada Bupati dengan kepentingan sesaat mereka, Tentang janji para legislator yang akan mengupayakan perbaikan jalan, peningkatan sarana dan mutu pendidikan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan sederet lagi janji-janji yang lain…
Nah, kita kemudian melihat fakta pada pemilu 2009 kemarin. Mereka yang duduk di parlemen adalah wajah-wajah lama. Ada apa dengan masyarakat kita yang sering mengeluh dan menginginkan perbaikan ? tapi toh pada saat dimana ada momentum untuk melahirkan perubahan itu tidak dimanfaatkan…
Kawan-kawan sekalian…
Ada yang salah dimasyarakat kita…
Masyarakat kita pada umumnya adalah masyarakat yang pelupa, karnanya mereka butuh untuk di ingatkan dikala lupa. Masyarakat kita juga sebagian besar adalah masyarakat yang bernilai rendah, merelakan hati nuraninya di tukar dengan rupiah. Karnanya mereka butuh kesejahteraan.
Kawan-kawan sekalian…
Kabaena punya banyak aktifis yang mampu bersuara, tapi ketika dibutuhkan oleh daerah mereka telah menghilang. Kabaena punya putra daerah yang cerdas dan kapabel untuk memimpi daerah, tapi masalahnya mereka tidak laku didaerah sendiri.
Nah, pemilihan Bupati sudah semakin dekat, akankah sejarah berulang..? putra terbaik Kabaena harus tersingkir satu persatu dan kemudian berada dipinggir panggung politik sambil menggigit jari menyaksikan lawan-lawan politiknya bagi-bagi jabatan. Dan pada akhirnya kabaena tetap menjadi daerah yang terbelakang… u..u.. kaasi naana tokotua..!!!
Yang jelasnya kita harus MELAKUKAN SESUATU… kalau bukan kita siapa lagi.
sumber :
Abdul Malik Akbar
from facebook :https://www.facebook.com/groups.php?ref=sb#/topic.php?uid=60940072413&topic=15337
Yang menarik, pertanyaan-pertanaan itu adalah pertanyaan yang senantiasa berulang dan yang memprihatinkan lagi adalah ketidak tahuan masyarakat kepada siapa mereka harus mengadu atau mempertanyakan masalah itu.
Kawan-kawan sekalian…
Masyarakat kita ini adalah masyarakat yang pelupa dan kadang menjadi masyarakat yang mengalami disorientasi (kehilangan tujuan) dan terkadang juga lupa akan eksistensinya sebagai masyarakat. Sebagai contoh, dulu masyarakat kita muak dengan kinerja para legislator kita di periode 2004 s/d 2009. Banyak keluhan yang kita dengar, mulai dari ulah para legislator asal kabaena yang menggadaikan Gelar MOKOLE kepada Bupati dengan kepentingan sesaat mereka, Tentang janji para legislator yang akan mengupayakan perbaikan jalan, peningkatan sarana dan mutu pendidikan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan sederet lagi janji-janji yang lain…
Nah, kita kemudian melihat fakta pada pemilu 2009 kemarin. Mereka yang duduk di parlemen adalah wajah-wajah lama. Ada apa dengan masyarakat kita yang sering mengeluh dan menginginkan perbaikan ? tapi toh pada saat dimana ada momentum untuk melahirkan perubahan itu tidak dimanfaatkan…
Kawan-kawan sekalian…
Ada yang salah dimasyarakat kita…
Masyarakat kita pada umumnya adalah masyarakat yang pelupa, karnanya mereka butuh untuk di ingatkan dikala lupa. Masyarakat kita juga sebagian besar adalah masyarakat yang bernilai rendah, merelakan hati nuraninya di tukar dengan rupiah. Karnanya mereka butuh kesejahteraan.
Kawan-kawan sekalian…
Kabaena punya banyak aktifis yang mampu bersuara, tapi ketika dibutuhkan oleh daerah mereka telah menghilang. Kabaena punya putra daerah yang cerdas dan kapabel untuk memimpi daerah, tapi masalahnya mereka tidak laku didaerah sendiri.
Nah, pemilihan Bupati sudah semakin dekat, akankah sejarah berulang..? putra terbaik Kabaena harus tersingkir satu persatu dan kemudian berada dipinggir panggung politik sambil menggigit jari menyaksikan lawan-lawan politiknya bagi-bagi jabatan. Dan pada akhirnya kabaena tetap menjadi daerah yang terbelakang… u..u.. kaasi naana tokotua..!!!
Yang jelasnya kita harus MELAKUKAN SESUATU… kalau bukan kita siapa lagi.
sumber :
Abdul Malik Akbar
from facebook :https://www.facebook.com/groups.php?ref=sb#/topic.php?uid=60940072413&topic=15337
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena