Menguak sejarah high heels, pertama kali dipopulerkan pria!
High heels adalah salah satu item fashion milik wanita. Sepatu jenis ini sering digunakan untuk memberi kesan tinggi dan memperbaiki postur yang dimiliki oleh wanita. Tetapi tahukah Anda bahwa sepatu ini dahulu digunakan oleh tentara untuk berperang?
Dilansir dari Mental Floss, high heels diketahui telah ada sejak abad ke-16. Sepatu ini pada masa itu digunakan oleh prajurit persia yang mengendarai kuda. High heels ini digunakan untuk mempertahankan kestabilan kaki prajurit ketika menginjak sanggurdi pada kuda. Dengan kaki yang terkunci itu, maka prajurit dapat membidik panah mereka secara lebih jitu.
Saat itu high heels sebatas digunakan untuk prajurit yang berperang dan duduk di atas kuda. Sepatu ini tidak dimaksudkan untuk digunakan berjalan sehari-hari. Penggunaan high heels pada prajurit berkuda ini membuat Persia menjadi kerajaan yang diperhitungkan dan mampu memenangkan banyak perang dengan pasukan berkuda yang dimilikinya.
17th century Persian shoes, made from horsehide and pressed mustard seeds. Image courtesy The Star/Bata Shoe Museum.
High heels baru mulai berkembang sebagai bagian pakaian sehari-hari pada abad ke-17. Ketika itu budaya dari Persia melalui kerajaan Ottoman muai berkembang di Eropa dan menjadi pakaian bagi pria dari kalangan sosial yang tinggi. Ya, Anda tidak salah baca, pada awalnya high heels memang sepatu yang digunakan oleh pria.
Banyak bangsawan ketika itu yang suka menggunakan high heels karena membuat mereka terlihat lebih tinggi. Ketika itu tubuh tinggi memberikan perasaan dominan bagi mereka terhadap orang lain. Selain itu bangsawan juga menggunakan high heels karena mereka suka untuk berkuda, dan sepatu ini membantu mereka agar tidak terjatuh.
Penggunaan high heels mulai berubah ketika di Italia sepatu ini menjadi simbol bagi wanita penghibur di sana. Pada masa itu, banyak wanita penghibur yang menggunakan sepatu ini sebagai pembeda mereka dengan wanita lainnya. Pada masa itu, banyak pria pengguna high heels mulai berkurang karena penggunaan sepatu itu oleh kalangan wanita penghibur.
Tetapi pada abad ke-18, Raja Louis XIV dari Prancis menjadikan high heels sebagai sebuah simbol yang dekat dengan kekuasaan raja. Ciri khas high heels dengan sol berwarna merah hanya boleh dikenakan oleh dia beserta beberapa orang terdekatnya saja. Mereka yang menggunakan sol merah tanpa persetujuan raja bisa mendapat hukuman.
A 1701 portrait of Louis XIV, wearing his trademark red heels. Image courtesy Wikimedia Commons.
Perubahan terjadi sejak peristiwa revolusi Prancis. High heels menjadi sepatu yang dilupakan dan tidak disukai karena dekat dengan simbol kerajaan. Selain itu sepatu yang biasa digunakan pada masa itu adalah sepatu dengan permukaan datar sebagai penanda kesamaan status sosial.
High heels baru digemari dan digunakan oleh wanita pada akhir abad ke-19. Pada saat itu baru disadari bahwa high heels dapat membuat tubuh wanita menjadi terlihat lebih menarik. Pada perkembangannya kini, sepatu jenis ini menjadi populer digunakan oleh wanita saja dan tidak disukai pria. Saat ini high heels sudah tidak lagi menjadi penanda status sosial pria seperti pada masa lalu.
~mentalfloss.com, merdeka.com
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena