Agar Dapat Restu Ketika Ingin Menikah dengan Duda yang Jauh lebih Tua

Cinta memang hal yang abstrak dan tak dapat diprediksi. Teorinya, mungkin Anda akan berpikir ulang jika dijodohkan dengan pasangan yang berusia jauh lebih tua, misalnya dengan gap umur sampai 20 tahun ke atas. Namun masalah hati tak ada yang tahu. Bisa saja pria dengan usia yang jauh lebih tua dan berstatus duda, akhirnya dapat membuat hati Anda 'bernyanyi'. Masalahnya, jatuh cinta tak akan jadi soal sepele ketika pasangan berbeda status dengan Anda. Di luar perbedaan pola pikir ataupun omongan miring dari lingkungan, restu orangtua lah yang dapat menjadi ganjalan untuk hubungan maju ke tahap lebih serius lagi. Lantas, bagaimana agar hubungan mendapat restu? Psikolog sekaligus konsultan cinta Wolipop, Ratih Ibrahim memberi beberapa pencerahan yang dapat Anda gunakan.

1. Yakinkan Diri
Sebelum meminta restu orangtua, pastikan keputusan Anda sudah bulat untuk menikahinya. Tak ada paksaan atau perasaan tak enak. yakinkan diri bahwa ini adalah keputusan yang akan Anda ambil tanpa ada rasa sesal dan atas pertimbangan yang sudah matang.

"Ini adalah pondasi awal dari sebuah pernikahan dan dari sebuah tanggung jawab besar yang akan kamu jalani untuk masa depan kamu. Pastikan kamu sudah mempertimbangkan," ujar Ratih.

2. Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Jatuh cinta dengan duda tak akan semulus jika Anda mencintai pria yang seumuran atau 3 tahun lebih tua. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang, antara lain:

1. Konsekuensi dari gap usia yang jauh dengan pasangan (perbedaan pola pikir, kemungkinan perbedaan ekspektasi mengenai hubungan, perbedaan nilai;
2. Tanggung jawab mengurus suami;
3. Tanggung jawab menjadi ibu dari dua orang anak yang mungkin usianya tidak jauh atau seumuran dengan kamu;
4. Respon sosial keluarga dan masyarakat yang mungkin tidak menyenangkan.

3. Layak Menjadi Suami
Selain itu pastikan juga bahwa ia adalah orang yang tepat untuk menjadi suami Anda. Ratih pun memberi beberapa kriteria agar makin mantap menuju hubungan yang serius, yaitu: Ia layak untuk Anda cintai; ia mencintai Anda dan sebaliknya; ia dapat Anda percaya dan sebaliknya; ia respect terhadap Anda dan sebaliknya; dengan bersamanya, Anda dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan sebaliknya.

"Bila YA kamu siap menjalani semua konsekuensi tersebut dan bila YA, ia adalah orang yang tepat untuk menjadi SUAMI kamu, bukan sebagai teman, pengganti figur ayah, ataupun kakak maka langkah berikutnya adalah mengutarakan keputusan kamu ini kepada orangtua," tambah Pendiri Conseling and Development Center PT Personal Growth ini.

4. Utarakan Perasaan Pada Orangtua
Mungkin ini akan menjadi bagian paling mendebarkan di hidup Anda. Meski si pasangan sangat baik, namun tentunya gap usia dan status duda akan membuat orangtua berpikir panjang untuk menikahkan Anda. Pertama-tama, pilihlah waktu, situasi dan kondisi yang tepat untuk berbicara dengan orangtua dari hati ke hati.

Ungkapkan apa yang membuat Anda jatuh hati dan yakin ia adalah orang yang tepat. Selanjutnya ungkapkan pertimbangan-pertimbangan Anda akan konsekuensi yang harus dihadapi bila menikah dengan pasangan dan bagaimana Anda bisa yakin untuk menjalani konsekuensi tersebut.

"Minta saran dan pendapat orangtua juga mengenai hal ini. Karena bagaimanapun orangtua memiliki lebih banyak pengalaman dan hal ini dapat menjadi bahan pemikiran kamu lebih lanjut dalam mempersiapkan diri dan memantapkan keputusan yang kamu ambil," tutur ibu dua anak itu.

5. Dengarkan Pendapat Orangtua
Sebisa mungkin tak perlu memaksakan pendapat sendiri dalam kondisi seperti ini. Ingat, ini adalah pembicaraan dari hati ke hati dan Anda perlu banyak mendengarkan. Dari hasil pembicaraan ini, pertimbangkan kembali keputusan tadi. Bila benar sudah yakin, maka langkah berikutnya adalah mengajak pasangan bertemu orangtua agar mereka dapat mengenalnya lebih dalam.

"Ingat, semuanya butuh proses, tidak perlu memaksakan dalam satu waktu itu. CINTA mungkin bukanlah pilihan tapi KOMITMEN adalah sebuah pilihan," tegas Ratih.