Sampai saat ini banyak orang masih jijik mengonsumsi jangkrik, belalang, atau ulat dan serangga lainnya. Padahal banyak manfaat nutrisi yang bisa didapatkan dari konsumsi serangga.
Menurut data Wageningen University saat ini ada lebih dari 1.900 spesies serangga yang layak konsumsi. Beberapa negara juga sudah memiliki menu serangga yang enak. Lalu apa kelebihan konsumsi serangga dibandingkan dengan hewan lainnya?
1. Telah lama menjadi santapan masyarakat
Sejak zaman dahulu, masyarakat Roma kuno mengonsumsi larva kumbang. Ada bukti tertulis bahwa dulu mereka mengonsumsi jangkrik dan belalang. Sementara pada abad ke-20, Kaisar Jepang Hirohito sangat menyukai racikan nasi, wasp kalengan (berisi larva, pupa, dan wasp dewasa), soyu, dan gula.
Sebenarnya serangga telah menjadi bagian keseharian seperti serangga yang digunakan sebagai pewarna merah di crab stick dan permen. FDA juga membatasi jumlah serangga yang ada dalam selai kacang, jus buah, dan cokelat.
2. Mengurangi gas rumah kaca
Bagian hewan potong yang tak bisa diolah juga tinggi. 35 persen untuk ayam, 45 persen untuk sapi, dan 65 persen untuk kambing. Sementara semua bagian tubuh jangkrik bisa dikonsumsi. Memelihara serangga juga bisa menghemat air dibanding sapi yang memerlukan 10 galon untuk menghasilkan 1 kg daging. Serangga juga memproduksi gas amonia lebih sedikit. Sementara hewan ternak lainnya menghasilkan 10 persen emisi gas rumah kaca.
3. Kaya nutrisi
Food and Agricultural Organization (FAO) dari PBB menemukan belalang mempunyai kandungan protein 14- 18 gram per dan jangkrik 8-25 gram per 100 gram hampir setara dengan 100 gram daging mentah (19-26 gram). Di beberapa serangga juga mengandung kalsium, zinc, dan zat besi.
4. Pangan yang aman
Reputasi serangga yang kotor dan pembawa penyakit bisa ditepis dengan cara diternakkan. Entomologis Marcel Dicke dan Arnold van Huis menyarankan peternakan serangga dibanding ayam dan sapi yang perlu penanganan khusus. Dengan diternakkan secara higienis, serangga jauh lebih aman dikonsumsi dan menurunkan risiko terjangkit flu babi di masa depan.
Foto: Thinkstock
5. Mengurangi produksi hewan ternak
Populasi manusia akan bertambah dari 6 milyar pada tahun 2000 menjadi 9 milyar tahun 2050. Ada 70 persen lahan dunia sudah dipakai sebagai ladang beternak dan malah berujung pada perusakan hutan. Peternakan serangga akan mencegah masalah ini karena serangga tidak memerlukan banyak tempat dan pakan.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena