Indeks
Latest images
Berdasarkan budaya China pada zaman dahulu, setiap anak perempuan berusia 4-7 tahun harus melewati proses foot-binding atau pengikatan kaki. Alasannya, semakin kecil kaki seorang gadis, maka ia akan terlihat semakin cantik. Padahal tak jarang tradisi ini kerap 'menyakitkan' bagi para wanita tersebut.
Inilah Yang Jinge, wanita tua asal Negeri Tirai Bambu yang tampak jari-jari kakinya telah menyatu dan bahkan membentuk pola mengerucut. Terbayang bagaimana rasa nyeri yang dialami oleh Yang di masa kecilnya. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang 10 kaki dengan lebar lebih kurang 2 inchi. Posisi jari kaki juga dilakukan dengan cara melipat 4 jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki mendekati tumit. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Foot-binding pada zamannya sering menyebabkan kecacatan seperti kelumpuhan. Tak sedikit pula anak-anak perempuan mengalami infeksi sampai meninggal. Selain itu, foot-binding juga menyebabkan anak-anak perempuan sulit berjalan dan melakukan pekerjaan rumah tangga. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Potret kaki Zhang Yun Ying. Di masa tuanya, nenek berusia 88 tahun ini kerap mengalami kesulitan saat berjalan karena ia harus menyeimbangkan tumit layaknya anak kecil. Sebab kaki Zhang terikat sampai ia tidak bisa berjalan lurus dan seimbang lagi. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Selain Zhang, ada pula Zhao Hua Hong. Jari-jari kakinya juga menyatu sebagai efek dari foot-binding. Meskipun foot-binding memberikan berbagai macam efek bagi kesehatan kaki, namun karena sudah tradisi maka hal ini dianggap normal. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Potret Liu Shiu Ying, yang juga melewati fase foot-binding. Salah satu alasan mengapa foot-binding saat itu dilakukan adalah karena ini merupakan status simbol seorang wanita. Selama berabad-abad, jutaan wanita di China melakukan foot-binding dalam upaya memiliki pasangan dan menikah. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Inilah Yang Jinge, wanita tua asal Negeri Tirai Bambu yang tampak jari-jari kakinya telah menyatu dan bahkan membentuk pola mengerucut. Terbayang bagaimana rasa nyeri yang dialami oleh Yang di masa kecilnya. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang 10 kaki dengan lebar lebih kurang 2 inchi. Posisi jari kaki juga dilakukan dengan cara melipat 4 jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki mendekati tumit. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Foot-binding pada zamannya sering menyebabkan kecacatan seperti kelumpuhan. Tak sedikit pula anak-anak perempuan mengalami infeksi sampai meninggal. Selain itu, foot-binding juga menyebabkan anak-anak perempuan sulit berjalan dan melakukan pekerjaan rumah tangga. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Potret kaki Zhang Yun Ying. Di masa tuanya, nenek berusia 88 tahun ini kerap mengalami kesulitan saat berjalan karena ia harus menyeimbangkan tumit layaknya anak kecil. Sebab kaki Zhang terikat sampai ia tidak bisa berjalan lurus dan seimbang lagi. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Selain Zhang, ada pula Zhao Hua Hong. Jari-jari kakinya juga menyatu sebagai efek dari foot-binding. Meskipun foot-binding memberikan berbagai macam efek bagi kesehatan kaki, namun karena sudah tradisi maka hal ini dianggap normal. (Foto: Jo Farrell/BBC)
Potret Liu Shiu Ying, yang juga melewati fase foot-binding. Salah satu alasan mengapa foot-binding saat itu dilakukan adalah karena ini merupakan status simbol seorang wanita. Selama berabad-abad, jutaan wanita di China melakukan foot-binding dalam upaya memiliki pasangan dan menikah. (Foto: Jo Farrell/BBC)
» Buah - Varau
» 41 Istilah Pendakian
» Kabaena Kampo Tangkeno
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
» Serial Number NERO 6