Kalkulator dapat menghitung berapa tahun seseorang dapat hidup sebelum mengalami serangan jantung atau stroke. (iStock)
Usia muda bukan berarti jantung juga dalam keadaan sehat. Faktor genetik, stres, lingkungan, dan gaya hidup tak sehat membuat seseorang yang masih berumur 20-30 tahunan bisa saja memiliki jantung renta. Tak mengherankan, serangan jantung kini bukan hanya terjadi pada usia lanjut, tetapi juga mereka yang masih muda.
Sekelompok peneliti menciptakan alat baru yang membantu memperkirakan risiko penyakit jantung, bahkan untuk orang yang berusia muda. Kalkulator ini menghitung berapa usia jantung seseorang.
Seperti diterbitkan dalam jurnal Heart BMJ pada 25 Maret 2014, kalkulator khusus ini mampu mengindentifikasi berapa tahun seseorang dapat hidup sebelum mengalami serangan jantung atau stroke.
"Kesimpulannya diambil berdasarkan bukti-bukti yang meningkatkan risiko serangan jantung," ungkap peneliti dari Joint British Societies untuk pencegahan penyakit kardiovaskular (JBS3).
JBS3 kalkulator memperhitungkan gaya hidup masyarakat saat ini, tekanan darah, kadar kolesterol dan kondisi medis yang dapat mempengaruhi kondisi jantung mereka.
Sebagai contoh, seorang wanita 35 tahun yang merokok, memiliki tekanan darah sistolik 160 mmHg (lebih tinggi dari tingkat normal di bawah 120 mmHg), kolesterol total 7 mmol/L (lebih tinggi dari tingkat aman di bawah 5.2 mmol/L, atau 200 mg/dL), ditambah riwayat anggota keluarga yang pernah menderita penyakit jantung.
Berdasarkan kalkulator jantung, usia hati wanita itu 47 dan diperkirakan hidup hingga usia 71 tahun tanpa serangan jantung atau stroke. Risikonya mengalami serangan jantung dalam 10 tahun sebesar kurang dari dua persen.
Tetapi, jika berhenti merokok, kolesterolnya menjadi 4 mmol/L dan tekanan darah sistolik 130 mmHg. Usia hatinya akan menjadi 30 tahun. Wanita tersebut diperkirakan dapat hidup hingga usia 85 tahun sebelum mengalami serangan jantung atau stroke. Risikonya mengalami serangan jantung dalam 10 tahun berkurang menjadi 0,25 persen .
Peneliti mengungkap, orang yang mengetahui umur jantung dapat membantu mereka memahami kondisi kesehatan jantung mereka sekarang. Dan, efek perubahan gaya hidup dan tindakan pencegahan lainnya dapat mengurangi estimasi risiko jantung di masa depan.
"Bagi sebagian besar orang, kalkulator menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup sejak awal akan lebih bermanfaat daripada minum obat," kata para peneliti seperti dikutip dari Live Science.
Perubahan gaya hidup yang dapat melindungi jantung termasuk berhenti merokok, mengadopsi diet sehat, berolahraga, dan mengurangi aktivitas pasif seperti duduk dalam waktu lama.
Berdasarkan data WHO, penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi penyebab kematian tertinggi. Pada 2015, diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa. Kemudian, akan tetap meningkat hingga tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena