Anak yang memasuki usia balita menunjukkan emosinya bukan hanya dengan menangis. Mereka bisa marah sambil melempar barang atau bahkan memukul. Ketika melihat anak melakukan tindakan tersebut, hal yang sebenarnya bisa membantu si kecil mengatasi kemarahannya adalah dengan melihat perilakunya itu dari perspektifnya.
Namun yang serikali terjadi adalah, orangtua harus ikut emosi dan memarahi anak. Emosi itu muncul ketika akibat tindakan anak melempar barang itu ada seseorang yang terluka (dan itu bisa jadi Anda sendiri) atau barang yang dilempar menjadi rusak. Orangtua pun menjadi sulit merasa empati saat hal itu terjadi.
Reaksi Anda yang marah atas aksi anak melempar barang ini sebenarnya justru semakin membuat anak tidak mengulangi perbuatannya. Lantas bagaimana agar bisa berempati dan melihat tindakan melempar barang itu dari perspektif anak? Cobalah untuk pahami penyebab anak melakukan tindakan tersebut. Berikut ini tiga penyebab umum anak suka melempar barang atau memukul saat marah seperti dipaparkan Kidspot:
1. Kemampuan yang Terbatas
Meskipun sudah sangat aktif dalam bergerak dan bicara, anak usia balita atau pra sekolah masih memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam mengontrol emosi atau ketika dihadapkan pada situasi yang sulit. Mereka juga belum mampu memahami mengatasi perasaan lelah atau lapar. Sayangnya orangtua seringkali lupa kalau anak Anda baru berusia balita dan menganggapnya sudah sama seperti Anda, bisa mengontrol emosi. Yang ayah dan ibu perlu pahami, memukul dan melempar sebenarnya adalah beberapa cara yang dilakukan anak untuk mengekspersikan diri atau usaha mereka untuk mendapatkan perhatian.
2. Penasaran
Pada beberapa kasus, anak berperilaku seperti ilmuwan kecil. Mereka penasaran apa yang akan terjadi jika mereka melempar atau memukul. Mereka ingin tahu seperti apa rasanya memukul atau melempar. Anak balita suka mengulangi apa yang tengah senang dilakukannya, bereksperimen, dan memahami hubungan sebab-akibat melalui perilakunya tersebut.
3. Menyenangkan
Seorang anak balita suka melempar barang atau memukul karena memang mereka menyukai sensasinya. Mereka menyukai sensasi ketika mereka memiliki kontrol atau kekuasaan. Anak balita Anda tahu kalau tindakan mereka tersebut akan menarik perhatian Anda.
Setelah memahami alasan anak melakukan tindakan melempar barang atau memukul saat marah, kini pelan-pelan cobalah bantu dia meluapkan emosinya dengan cara yang lebih baik. Mulailah dengan memberi contoh yang benar. Kalau Anda melarang anak memukul atau melempar barang, tapi kemudian Anda marah padanya dan memukulnya, tentunya nasihat itu tidak akan efektif.
Saat anak sudah lebih tenang, ajak dia bicara dan katakan kalau 'benda ini bukan untuk dibuang' atau 'adik bukan untuk dipukul'. Jelaskan padanya tindakan apa yang seharusnya dia lakukan dengan benda atau tubuhnya seperti 'mobil-mobilan ini untuk dimainkan sambil didorong' atau 'tangan ini untuk membantu adik'.
Anak juga perlu diberi pemahaman soal dampak dari perilaku negatifnya tersebut. Anda bisa bertanya padanya, 'setelah dilempar, mobil-mobilannya jadi bagaimana' atau 'bagaimana perasaan adik setelah kamu pukul'. Sebelum anak berusia empat atau lima tahun, akan sedikit sulit membuat dia memahami sudut pandang orang lain, tapi dengan latihan dan terus dilakukan, kemampuannya itu akan berkembang.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena