Model Mataraman Jogja (Foto:Wendy S)
Sebagai salah satu identitas masyarakat Jawa, blangkon tak hanya unik dari segi bentuk tapi juga proses pembuatannya. Di Desa Wisata Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, traveler bisa belajar membuat blangkon.
Blangkon adalah tutup kepala khas Jawa yang terbuat dari kain batik. Wisata membuat blangkon bisa dinikmati wisatawan di Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Paket wisatanya terdapat di Dusun Bulu.
Dengan merogoh kocek Rp 35.000 saja, turis bisa membuat blangkon sendiri. Harga tersebut sudah termasuk bahan-bahan yang diperlukan termasuk kain batik. Setelahnya, blangkon bikinan sendiri bisa dibawa pulang!
Ada 2 jenis blangkon yang diajarkan cara membuatnya: model Solo dan Mataraman Yogya. Bedanya, blangkon Mataraman Yogya ada 'mondol' alias 'konde' di bagian belakangnya. Sedangkan model Solo cenderung rata, biasa dibilang 'mondol teplak'.
Rofik adalah salah satu pengrajin blangkon di Dusun Bulu. Dia berkata sering didatangi wisatawan yang penasaran ingin membuat blangkon. Tempat membuat blangkon itu terletak di bagian belakang rumahnya, berukuran sekitar 3x4 meter.
Alat yang digunakan berupa mesin jahit, kain batik, serta beberapa lembar kertas karton. Selain itu ada cetakan kayu berbentuk bulat mirip kepala manusia untuk mencetak blangkon. Ukurannya sesuai pesanan, mulai dari dewasa sampai anak-anak.
Setelah kain dan karton dipotong, bahan-bahan tersebut kemudian dilem dan ada sebagian yang dijahit. Blangkon yang dilem biasanya dijual di pasar-pasar termasuk Beringharjo dan Jalan Malioboro. Sedangkan blangkon yang dijahit merupakan pesanan khusus dengan kualitas dan harga yang berbeda. Blangkon jahit biasa dipesan oleh grup campursari, grup wayang kulit, dan prajurit Keraton.
Blangkon yang dilem bisa dibuat dalam beberapa jam saja. Tapi yang kualitasnya bagus, maksimal hanya 2 buah dalam 1 hari. Rofik berkata, perbedaannya terletak pada bahan serta proses pembuatannya. Cara merawatnya cukup disikat saja. Untuk blangkon jahit, bisa disikat menggunakan air.
Dusun Bulu sudah menjadi sentra kerajinan blangkon selama 15 tahun. Sebelum Bejiharjo dicanangkan sebagai desa wisata, usaha kerajinan blangkon sudah ada. Rofik misalnya, mempekerjakan 7 orang di rumah mereka masing-masing.
"Dulu saya kerja membuat blangkon di Yogya. Setelah 1 tahun akhirnya bisa, kemudian bikin usaha sendiri," tutur Rofik.
Pengrajin blangkon adalah profesi masyarakat di dusun ini. Selain mengetahui proses pembuatannya, turis juga bisa membeli blangkon untuk suvenir. Harganya antara Rp 70.000-80.000 per buah. Bahan bakunya langsung dari Kota Yogya.
Model Solo
Blangkon Setengah Jadi
Di Desa Wisata Bejiharjo turis juga bsia menginap di homestay alias rumah penduduk. Tak sulit untuk mencapai desa wisata ini, lokasinya searah dengan Gua Pindul. Sebelum tiba di Gua Pindul, sebelah kiri jalan terdapat papan nama bertuliskan 'Kerajinan Blangkon'. Anda tinggal berbelok ke jalan itu kemudian masuk jalan kampung kira-kira 500 meter.
Namun sayang, akses jalan menuju lokasi belum dibenahi. Jalannya masih berupa bebatuan, Anda yang berkendara harus ekstra hati-hati.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena