Cacing tambelo, makanan khas Suku Kamoro
Festival Suku Kamoro di Timika, Papua tidak hanya menawarkan makanan unik berupa ulat sagu. Mereka juga menawarkan cacing tambelo yang dimakan mentah. Rasanya geli, tapi enak.
Tim Dream Destination Papua 2 detikTravel menikmati Festival Kamoro selama dua hari, 9-10 Maret 2013 di Rimba Golf Papua, Kuala Kencana, Timika, Papua. Selama dua hari itu digelar aneka acara seru mulai dari tarian, para pria menabuh tifa, mengolah sagu dan memasak makanan mulai dari ikan bakar sampai olahan sagu.
Salah satu yang wajib dicoba adalah cacing tambelo. Ini adalah cacing yang hidup di dalam kayu lapuk di hutan bakau di Timika. Suku Kamoro memang tinggal di dataran rendah dekat pantai. Oleh karena itu, mereka menjadikan cacing tambelo ini sebagai makanan pokok mereka.
Nah, cacing ini biasa dimakan mentah-mentah. Bentuknya seperti tentakel cumi-cumi yang biasa kita liat di pasar ikan.
Dalam Festival Kamoro ini, kita bisa melihat bagaimana orang-orang Kamoro mencari cacing tambelo. Saat festival, mereka sudah membawa dua gelondong kayu yang di dalamnya dipastikan penuh dengan cacing tambelo.
Prak! Prak! Kayu ini lantas dibelah dengan kampak. Mereka begitu terampil membelah kayu dan membukanya. Sambil kayu dikampak, pria Kamoro lain berjoget dan bernyanyi sambil menabuh gendang tifa. Suasananya seru.
Begitu kayu terbelah, tampak kayu sudah berlubang-lubang. Nah, di dalam lubang itulah cacing tambelo bersarang. Tinggal dicungkil dan ditarik, maka cacing tambelo bisa langsung diambil. Wah, ada puluhan cacing tambelo yang ditarik dari lubang kayu dan berpindah ke baskom yang sudah disediakan. Tubuh mereka berbalut lumpur dan lantas dicuci di baskom itu.
Fotografer sekaligus Antropolog, Kal Muller mengajari Tim Dream Destination Papua 2 dan juga pengunjung Festival Kamoro, bagaimana memakan cacing tambelo. Pegang kepalanya, angkat tinggi-tinggi di atas mulut, masukan ke mulut sambil dikunyah pelan mulai dari buntutnya.
Cacing tambelo ini sebelumnya sudah direndam di air jeruk nipis, jadi tidak perlu takut jijik. Saya pun memilih satu cacing berukuran sedang. Cacing itu saya angkat dan saya masukan pelan-pelan ke mulut.
Nyam! Cacing yang licin ini dengan mudah masuk ke dalam perut saya. Rasanya? Enak! Sama saja seperti makan seafood seperti cumi. Apalagi dengan aroma jeruk nipis, saya lebih memilih cacing tambelo daripada ulat sagu.
"Kalau tidak bawa istri, makannya jangan banyak-banyak, nanti bingung," ujar seorang pria Kamoro. Wah, rupanya cacing tambelo ini merupakan aprosidiak alias makanan pembangkit vitalitas pria.
Cacing tambelo dan ulat sagu adalah makanan khas yang mungkin hanya mudah dijumpai saat Festival Kamoro. Jadi, jangan lewatkan makanan ini kalau Anda traveling ke Timika saat Festival Kamoro ini sedang berlangsung.
Cacing tambelo hidup di kayu lapuk dan basah, serta dimakan mentah
Cacing tambelo adalah sumber protein Suku Kamoro
Tinggal ditarik dari dalam kayu, cacing tambelo bisa langsung dimakan
Kal Muller mengajari orang-orang makan cacing tambelo
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena