Kebiasaan Bayi Nangis di Malam Hari Bisa Pengaruhi Perilakunya
Menangis dan terbangun di malam hari adalah rutinitas bayi pada bulan-bulan awal kehidupannya. Tapi jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menjadi sinyal adanya masalah perilaku di kemudian hari.
Dalam jurnal Archives of Disease in Childhood peneliti melaporkan bahwa bayi yang konsisten menangis dan terbangun di malam hari hingga beberapa bulan bisa membuatnya 2 kali lebih mungkin mengembangkan masalah seperti ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), depresi, kecemasan, perilaku agresif atau gangguan di awal mulai sekolah.
Kesulitan perilaku yang paling umum pada anak-anak ini adalah kurangnya pengendalian diri dan ketidakmampuan untuk menenangkan diri atau bertindak dengan tepat dalam situasi sosial yang berbeda.
"Kami menemukan hubungan yang sangat kuat antara gangguan di masa bayi dan gangguan perilaku atau ADHD seperti tidak bisa mengontrol diri dan mengendalikan perilakunya," ujar Dieter Wolke, profesor psikologi perkembangan di University of Warwick, Inggris, seperti dikutip dari Healthland.Time.
Wolke mengungkapkan menangis dan sering terbangun di malam hari hanya tanda-tanda awal dari masalah perilaku yang melibatkan kurangnya kontrol diri. Setiap bayi akan terbangun beberapa kali di malam hari dan mungkin mulai menangis, tapi sebagian besar pada akhirnya bisa menenangkan dirinya sendiri dan kembali tidur.
Tapi jika bayi sudah mulai memiliki gangguan perilaku, maka ia mungkin tidak bisa belajar pengedalian diri tersebut dan kejadian ini akan terus menerus berlanjut hingga melewati tahun pertamanya.
"Beberapa bayi mungkin secara genetik rentan terhadap masalah pengaturan tingkah lakunya. Para ilmuwan baru-baru ini mengidentifikasi gen yang terlibat dalam fungsi dopamin, yang mengatur suasana hati dan emosi serta fungsi motorik," ungkap Wolke.
Studi menunjukkan jika orangtua bisa mengenali gejala-gejala gangguan ini sejak awal, mungkin orangtua bisa memberikan cara untuk membantu bayi belajar lebih mengendaliakn dirinya sehingga tidak menjadi masalah yang lebih serius nantinya.
Orangtua bisa memulai untuk membentuk rutinitas tidur bagi bayi sehingga memungkinkannya untuk tidur lebih nyenyak. Serta cobalah untuk mendorong bayi agar menemukan caranya sendiri agar bisa tertidur kembali.
Menangis dan terbangun di malam hari adalah rutinitas bayi pada bulan-bulan awal kehidupannya. Tapi jika kondisi ini terus terjadi maka bisa menjadi sinyal adanya masalah perilaku di kemudian hari.
Dalam jurnal Archives of Disease in Childhood peneliti melaporkan bahwa bayi yang konsisten menangis dan terbangun di malam hari hingga beberapa bulan bisa membuatnya 2 kali lebih mungkin mengembangkan masalah seperti ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), depresi, kecemasan, perilaku agresif atau gangguan di awal mulai sekolah.
Kesulitan perilaku yang paling umum pada anak-anak ini adalah kurangnya pengendalian diri dan ketidakmampuan untuk menenangkan diri atau bertindak dengan tepat dalam situasi sosial yang berbeda.
"Kami menemukan hubungan yang sangat kuat antara gangguan di masa bayi dan gangguan perilaku atau ADHD seperti tidak bisa mengontrol diri dan mengendalikan perilakunya," ujar Dieter Wolke, profesor psikologi perkembangan di University of Warwick, Inggris, seperti dikutip dari Healthland.Time.
Wolke mengungkapkan menangis dan sering terbangun di malam hari hanya tanda-tanda awal dari masalah perilaku yang melibatkan kurangnya kontrol diri. Setiap bayi akan terbangun beberapa kali di malam hari dan mungkin mulai menangis, tapi sebagian besar pada akhirnya bisa menenangkan dirinya sendiri dan kembali tidur.
Tapi jika bayi sudah mulai memiliki gangguan perilaku, maka ia mungkin tidak bisa belajar pengedalian diri tersebut dan kejadian ini akan terus menerus berlanjut hingga melewati tahun pertamanya.
"Beberapa bayi mungkin secara genetik rentan terhadap masalah pengaturan tingkah lakunya. Para ilmuwan baru-baru ini mengidentifikasi gen yang terlibat dalam fungsi dopamin, yang mengatur suasana hati dan emosi serta fungsi motorik," ungkap Wolke.
Studi menunjukkan jika orangtua bisa mengenali gejala-gejala gangguan ini sejak awal, mungkin orangtua bisa memberikan cara untuk membantu bayi belajar lebih mengendaliakn dirinya sehingga tidak menjadi masalah yang lebih serius nantinya.
Orangtua bisa memulai untuk membentuk rutinitas tidur bagi bayi sehingga memungkinkannya untuk tidur lebih nyenyak. Serta cobalah untuk mendorong bayi agar menemukan caranya sendiri agar bisa tertidur kembali.
Fri Jun 10, 2022 5:19 pm by dodolan
» Buah - Varau
Thu Dec 24, 2020 12:09 pm by kabaena
» 41 Istilah Pendakian
Wed Jan 23, 2019 11:19 am by kabaena
» Kabaena Kampo Tangkeno
Sat Oct 27, 2018 9:36 am by kabaena
» 5 Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan Tubuh
Fri Oct 26, 2018 11:17 am by fla
» Berapa biaya sewa pesawat pribadi atau helikopter?
Wed Oct 24, 2018 10:05 am by fla
» Cara menggunakan 1 akun WhatsApp di 2 smartphone android
Fri Oct 12, 2018 7:32 am by kabaena
» Cara Mudah Membuka Proteksi Password Microsoft Office Excel Tanpa Software
Wed Sep 12, 2018 10:42 am by kabaena
» Serial Number NERO 6
Mon Sep 10, 2018 9:36 am by kabaena